Selasa, 09 Februari 2016

Adimanusia sabda Zarasthustra



Aku mencintai mereka yang tidak mencari di balik bintang alasan supaya mereka bisa menjadi korban, tapi yang mengorbankan diri mereka sendiri kepada bumi, supaya bumi adimanusia terwujud

Aku mencintai mereka yang hidup untuk tahu dan berusaha tahu supaya adimanusia dapat hidup. Sebab dengan demikian dia mencari jalan turunnya sendiri

Aku menciantai dia yang bekerja dan mencipta, supaya ia bisa membangun rumah bagi adimanusia dan mempersiapkan bumi, hewan dan tanaman untuknya, sebab dengan demikian ia mencari jalan turunnya sendiri

Aku mencintai mereka yang mencintai kebajikan adalah kehendak untuk turun dan panah kerinduan.

Aku mencintai dia yang tidak menyimpan setitik pun jiwa untuk dirinya sendiri, tapi yang ingin sepenuhnya menjadi jiwa dari kebajiakannya dan berjalanlah dia seperti jiwa dia atas jembatan.

Aku mencintai dia yang memebuat kebajikannya menjadi jalan turun dan kemestian; maka demi kebajikannya itu dia bersedia untuk hidup dan bersedia untuk tidak hidup
Aku mencintai dia yang tidak menginginkan terlalu banyak kebajikan. Satu kebajikan sudah lebih bajik dari pada dua kebajikan, karena kebajikan merupakan simpul tempat nasib seseorang ditambatkan

Aku mencintai dia yang jiwanya banyak memberi bagi yang lain yang tidak mennginginkan terima kasih dan pengembalian karen adia akan selalu memberkahi dan tidak ingin menyimpannya untuk sendiri.

Aku mencintai dia yang malu ketika dadu jatuh pada angka pilihannya dan bertanya; apakah aku pemain yang tidak jujur? ??-karena dia bersedia mengalah.

Aku mencintai dia yang menebarkan kata-kata emas di depan perbuatannya, dan selalu melakukan lebih dari apaa yang dijanjikan . karena dengan demikian dia mencari gerak turunnya sendiri.

Aku mencintai dia yang membenarkan mereka yang akan datang dan menebus mereka yang telah berlalu: karena ia bersedia mengalah demi mereka yanga ada sekarang.

Aku mencintai mereka yang menegur tuhannya, karena mencintai tuhan, karena dia harus mengalah demi kemarahan tuhannya

Aku mencintai dia yang jiwanya sekalipun dalam luka, dan bersedia mengalah tentang hal-hal kecil; maka dengan senang hati dia pergi melalui jembatan itu.

Aku mencintai dia yang jiwannya begitu penuh sehingga dia melupakan dirinya sendiri dan segala hal yang ada pada dirinya sendiri dan segala hal yang ada pada dirinya; dengan demikian segala hal menjadi gerak turunnya

Aku mencintai mereka, jiwa-jiwa dan hati yang bebas kepalanya menjadi tubuh (jerohan) dari hatinya, tapi hatinya membawa gerak turun

Aku mencintai semua yang jatuh seperti tetes air besar satu persatu dari awan gelap yang mengambang di atas manusia; mereka mengumumkan kedatangan sang kilat dan turun menuju ke tanah sebagai pembuka jalan.   

sumber : Nietzsche (Sabda Zarasthustra), hlm. 50-53

Tidak ada komentar:

Posting Komentar