Manusia diciptakan dimuka bumi ini tidak sendirian, manusia
memiliki peran yang sangat besar terhadap bumi dan seisinya yang kemudian dalam
Islam diistilahkan sebagai Khalifatul Ardl (Pemimpin muka bumi). Secara
umum, Manusia adalah makhluk yang memiliki kesempurnaan yang lebih dibanding
makhluk yang lain, antara lain manusia mempunyai akal dan nafsu yang keduanya
sangat berpengaruh pada cara hidup manusia dalam memimpin bumi ini. Jika
manusia menggunakan otoritas akal dan nafsu yang baik maka lahirlah sirkulasi
kebaikan antar manusia sendiri dan makhluk lainnya. Dan juga jika sebaliknya,
manusia akan lebih menakutkan dibanding makhluk yang lain, jika nafsu buruk
telah mengusai akal pikiran manusia yang diaplikasikan kepada kehidupan
sehari-hari, sebagaimana Freud bilang pada dasarnya manusia adalah perusak.
Penjelasan di atas merupakan penjabaran manusia sebagai individu,
namun dalam kehidupan nyata manusia tidak akan hidup dengan baik jika tanpa
manusia lain yang membantunya itulah yang dinamakan kehidupan sosial manusia.
Untuk menjaga hubungan antar manusia sendiri, manusia harus memahami diri
sendiri atau konsep diri karena dalam kehidupan sosial akan bergantung pada
diri kita sendiri dalam menjalin dengan sesama contohnya dengan menghormati dan
saling mengerti.
Konsep diri manusia, dapat dikenali sejak manusia kecil setelah
lahir. Ketika manusia mulai mengenal dirinya pasti dibantu oleh lingkungan
sosialnya dan itu akan terus berkembang hingga manusia dewasa dan bertemu
ajalnya. Jadi hubungan antara konsep diri dan perkembangan sosial manusia
sangatlah erat, satu sama lain saling menyempurnakan. Untuk membantu konsep
diri manusia, maka perlu mengetahui perkembangan sosial manusia sebagai berikut
:
1.
Sadar
adanya perbedaan pada dirinya dengan orang sekitarnya (usia 2-6 bulan)
Usia ini masih tergolong manusia bayi, di mana bayi benar-benar
makhluk yang belum bisa melakukan apapun sebagai manusia semuanya tergantung
pada orang tuanya dan orang di sekitarnya. Pada masa bayi, dia ingin
diperhatikan sebagai makhluk individu atau diperhatikan secara khusus. Setelah
diperhatikan secara total dengan perlakuan yang memanjakan, bayi kan meyadari
adanya kebutuhan dengan orang lain dan sadar adanya perbedaan dirinya.
2.
Mulai
menujukkan self recognition dan categorcal-self (usia 18-24
bulan)
Masa prasekolah ini, manusia mulai menampakkan pengenalan diri (self
recognition). Anak pada usia ini mulai memiliki identitas untuk mengenalkan
dirinya kepada orang lain dan salah satu identitas pengenalnya adalah kemapmuan
mengategorikan dirinya dalam kelompoknya sendiri (categorcal-self).
Masa ini, berarti anak mulai dikenalkan dengan perbedaan antar
manusia sepert perbedaan kelamin, usia, tinggi, dsb. Walapun tidak secara total
dapat menerima perbedaan akan tetapi anak sudah sedikit paham posisinya. Selain
anak itu sendiri, sosialnya juga harus menerimanya dengan baik dan memberikan
perhatian yang cukup. Masa ini sangat penting bagi kehidupan manusia, jikalau
masa ini terbengkalai atau tidak mendapatkan kebahagiaan yang sesuai porsinya
maka akan mengganggu perkembangan anak seterusnya.
Pada dimensi sosialnya, anak prasekolah mulai belajar berperilaku
yang bersifat psikis contohnya anak sudah memiliki gambaran fisik, merasa
memiliki, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
3.
Membicarakan
kebutuhan, perasaan, dan keinginan (usia 2-3 tahun)
Dalam masa ini, anak mulai berkembang kognitifnya yang membentuk
sebuah kebutuhan dan keinginannya dan berkembang pula daya merasanya atau
perasaannya. Jadi anak sudah bisa membicarakannya kepada selain dirinya. Semua itu dibentuk dan dipengaruhi oleh
sosialnya sendiri, semakin tumbuh anak tersebut makin berkembang pula
hubungannya dengan sesama. Namun, anak pada usia ini belum menyadari betul
bahwa kebutuhan, perasaan, dan keinginan dipengaruhi sosial, adanya anak
mengetahui ketiga hal tersebut karena telah merespon dari lingkungannya, dan
juga anak bisa menyalurkan ketiganya jika lingkungannya menerimanya.
Adapun pola perilaku sosial pada anak usia ini adalah meniru agar
sama dengan kelompok, persaingan dirumahnya dan ketika bermain, kerja sama
karena kegiatan kelompok mulai berkembang, simpati dan empati dari orang lain,
dukungan sosial dari anak-anak, membagi barang yang dimilikinya dengan sesama.
Hubungannya dengan teman sebaya lebih mendominasi dibanding orang
dewasa, karena anak di masa ini cenderung lebih suka bermain bersama temannya.
Akan tetapi, anak mulia menggolongkan temannya sendiri sebagai rekan, teman
bermain, dan teman baik.
4.
Menyadari kepercayaan dan keinginan (usia 3-4
tahun)
Anak pada usia ini mulai menyadari bahwa kepercayaan dan keinginan
merupakan suatu yang berbeda, kepercayaan datang dari orang lain yang menilai
dirinya sebagai orang yang baik sesuai pemahaman konsep diri dari sudut pandang
orang lain (public self) dan konsep diri yang dinilai oleh subjektifnya
diri sendiri yang melahirkan keinginan. Jadi kedua hal tersebut baru
disadarinya ketika bergabung dengan lingkungannya, dan disimpulkan oleh anak
itu sendiri. Pengaruhnya, anak akan tahu bagaimana anak hadir dan berperan
bersama lingukangan sosialnya sendiri.
5.
Usia
kelompok (6-11/12 tahun)
Usia ini anak sudah masuk sekolah dasar, menemukan banyak teman
baru dan model pendidikan yang lebih besar dari sebelumnya. Usia ini, anak
tidak lagi sering bersama dengan keluarganya atau saudaranya sendiri, anak pada
usia ini akan mencari teman yang lebih banyak sehingga mereka sering bergabung
atau membuat kelompok-kelompok untuk memenuhi kenyamanan dirinya dalam berteman
dan bermain. Kelompok teman berbeda dengan teman biasa, karena kerjasama dan hubungan
antara anggota kelompok akan makin kuat dan lebih loyal.
Dalam peran sosialnya, anak yang lebih tua akan sosial, agama, ras,
dan status sosial ekonomi dari teman sebaya mereka dan mereka menerima
streotipe budaya dan sikap dewasa terhadap status ini. Hal ini akan menimbulkan
kesadarn kelompok dan dalam beberapa hal terhadap prasangka sosial. Jadi pada
usia ini, anak akan sangat paham atribut yang dikenakannya dan dapat
memposisikan dirinya sendiri pada kelompoknya.
6.
Konsep
diri lebih baik (Remaja, puber-18 tahun)
Masa remaja dimulai dengan pubertas, masa yang berat dalam
kehidupan manusia karena banyak perubahan-perubahan yang ada pada ada di dalam
dirinya. Perubahan fisik terdapat pada bagian-bagian tertentu yang mungkin
membuat tidak nyaman dirinya, perubahan psikis terdapat pada perasaan anak
dengan lawan jenisnya berupa ketertarikan sex. Pada awal remaja, anak secara
sosial mengalami penurunan oleh sebab perubahan-perubahan yang datang pada dirinya disertai mindset
perubahan itu tidak dapat diterima secara sosialnya.
Namun, makin bertambah usia hal-hal yang membani tersebut akan
diterima dengan sendirinya sebagai suatu proses perkembangan. Perkembangan
tersebut membantu mereka dalam memahami dirinya sendiri atau konsep diri yang
lebih dalam, contohnya mulai menyadari kelebihan dan kekurangan dirinya sendiri
dan adaptasi lingkungan yang lebih baik.
7.
Kematangan
sosial (Dewasa-akhir hayat)
Manusia dewasa mulai dihadapkan dengan masa depannya sendiri dan
telah matang konsep diri/penilaian dirinya oleh dirinya sendiri atau orang
lain. Hal ini yang dapat membantu orang dewasa dalam mengembangkan relasi lebih
luas yang membantu dirinya menemukan masa depan yang cemerlang. Dan usia 40
tahun ke atas adalah puncaknya kehidupan, orang akan menikmati buah dari
perjalanan sosialny sendiri atau malah merasakan sakitnya sosialnya sendiri
yang mungkin karena sosial yang tidak baik dsb.
Jadi inilah rentang perjalanan sosial manusia, jika dari kecil
berjalan dengan baik maka akan melahirkan lingkungan yang baik pula. Manusia
yang paling baik bermanfaat adalah manusia yang bermanfaat pada lingkungan
sosialnya. Itu merupakan bentuk peran manusia sebagai khalifatul ardl antara
manusia dengan manusia yang lain. Manusia tidak lepas dari sosial, dan sosial
akan baik jika terdiri dari orang-orang yang baik pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar