Minggu, 13 Maret 2016

Perkembangan Sosial Manusia


Manusia diciptakan dimuka bumi ini tidak sendirian, manusia memiliki peran yang sangat besar terhadap bumi dan seisinya yang kemudian dalam Islam diistilahkan sebagai Khalifatul Ardl (Pemimpin muka bumi). Secara umum, Manusia adalah makhluk yang memiliki kesempurnaan yang lebih dibanding makhluk yang lain, antara lain manusia mempunyai akal dan nafsu yang keduanya sangat berpengaruh pada cara hidup manusia dalam memimpin bumi ini. Jika manusia menggunakan otoritas akal dan nafsu yang baik maka lahirlah sirkulasi kebaikan antar manusia sendiri dan makhluk lainnya. Dan juga jika sebaliknya, manusia akan lebih menakutkan dibanding makhluk yang lain, jika nafsu buruk telah mengusai akal pikiran manusia yang diaplikasikan kepada kehidupan sehari-hari, sebagaimana Freud bilang pada dasarnya manusia adalah perusak.
Penjelasan di atas merupakan penjabaran manusia sebagai individu, namun dalam kehidupan nyata manusia tidak akan hidup dengan baik jika tanpa manusia lain yang membantunya itulah yang dinamakan kehidupan sosial manusia. Untuk menjaga hubungan antar manusia sendiri, manusia harus memahami diri sendiri atau konsep diri karena dalam kehidupan sosial akan bergantung pada diri kita sendiri dalam menjalin dengan sesama contohnya dengan menghormati dan saling mengerti.
Konsep diri manusia, dapat dikenali sejak manusia kecil setelah lahir. Ketika manusia mulai mengenal dirinya pasti dibantu oleh lingkungan sosialnya dan itu akan terus berkembang hingga manusia dewasa dan bertemu ajalnya. Jadi hubungan antara konsep diri dan perkembangan sosial manusia sangatlah erat, satu sama lain saling menyempurnakan. Untuk membantu konsep diri manusia, maka perlu mengetahui perkembangan sosial manusia sebagai berikut :
1.     Sadar adanya perbedaan pada dirinya dengan orang sekitarnya (usia 2-6 bulan)
Usia ini masih tergolong manusia bayi, di mana bayi benar-benar makhluk yang belum bisa melakukan apapun sebagai manusia semuanya tergantung pada orang tuanya dan orang di sekitarnya. Pada masa bayi, dia ingin diperhatikan sebagai makhluk individu atau diperhatikan secara khusus. Setelah diperhatikan secara total dengan perlakuan yang memanjakan, bayi kan meyadari adanya kebutuhan dengan orang lain dan sadar adanya perbedaan dirinya.
2.     Mulai menujukkan self recognition dan categorcal-self (usia 18-24 bulan)
Masa prasekolah ini, manusia mulai menampakkan pengenalan diri (self recognition). Anak pada usia ini mulai memiliki identitas untuk mengenalkan dirinya kepada orang lain dan salah satu identitas pengenalnya adalah kemapmuan mengategorikan dirinya dalam kelompoknya sendiri (categorcal-self).
Masa ini, berarti anak mulai dikenalkan dengan perbedaan antar manusia sepert perbedaan kelamin, usia, tinggi, dsb. Walapun tidak secara total dapat menerima perbedaan akan tetapi anak sudah sedikit paham posisinya. Selain anak itu sendiri, sosialnya juga harus menerimanya dengan baik dan memberikan perhatian yang cukup. Masa ini sangat penting bagi kehidupan manusia, jikalau masa ini terbengkalai atau tidak mendapatkan kebahagiaan yang sesuai porsinya maka akan mengganggu perkembangan anak seterusnya.
Pada dimensi sosialnya, anak prasekolah mulai belajar berperilaku yang bersifat psikis contohnya anak sudah memiliki gambaran fisik, merasa memiliki, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
3.     Membicarakan kebutuhan, perasaan, dan keinginan (usia 2-3 tahun)
Dalam masa ini, anak mulai berkembang kognitifnya yang membentuk sebuah kebutuhan dan keinginannya dan berkembang pula daya merasanya atau perasaannya. Jadi anak sudah bisa membicarakannya kepada selain dirinya.  Semua itu dibentuk dan dipengaruhi oleh sosialnya sendiri, semakin tumbuh anak tersebut makin berkembang pula hubungannya dengan sesama. Namun, anak pada usia ini belum menyadari betul bahwa kebutuhan, perasaan, dan keinginan dipengaruhi sosial, adanya anak mengetahui ketiga hal tersebut karena telah merespon dari lingkungannya, dan juga anak bisa menyalurkan ketiganya jika lingkungannya menerimanya.
Adapun pola perilaku sosial pada anak usia ini adalah meniru agar sama dengan kelompok, persaingan dirumahnya dan ketika bermain, kerja sama karena kegiatan kelompok mulai berkembang, simpati dan empati dari orang lain, dukungan sosial dari anak-anak, membagi barang yang dimilikinya dengan sesama.
Hubungannya dengan teman sebaya lebih mendominasi dibanding orang dewasa, karena anak di masa ini cenderung lebih suka bermain bersama temannya. Akan tetapi, anak mulia menggolongkan temannya sendiri sebagai rekan, teman bermain, dan teman baik.
4.      Menyadari kepercayaan dan keinginan (usia 3-4 tahun)
Anak pada usia ini mulai menyadari bahwa kepercayaan dan keinginan merupakan suatu yang berbeda, kepercayaan datang dari orang lain yang menilai dirinya sebagai orang yang baik sesuai pemahaman konsep diri dari sudut pandang orang lain (public self) dan konsep diri yang dinilai oleh subjektifnya diri sendiri yang melahirkan keinginan. Jadi kedua hal tersebut baru disadarinya ketika bergabung dengan lingkungannya, dan disimpulkan oleh anak itu sendiri. Pengaruhnya, anak akan tahu bagaimana anak hadir dan berperan bersama lingukangan sosialnya sendiri.
5.     Usia kelompok (6-11/12 tahun)
Usia ini anak sudah masuk sekolah dasar, menemukan banyak teman baru dan model pendidikan yang lebih besar dari sebelumnya. Usia ini, anak tidak lagi sering bersama dengan keluarganya atau saudaranya sendiri, anak pada usia ini akan mencari teman yang lebih banyak sehingga mereka sering bergabung atau membuat kelompok-kelompok untuk memenuhi kenyamanan dirinya dalam berteman dan bermain. Kelompok teman berbeda dengan teman biasa, karena kerjasama dan hubungan antara anggota kelompok akan makin kuat dan lebih loyal.
Dalam peran sosialnya, anak yang lebih tua akan sosial, agama, ras, dan status sosial ekonomi dari teman sebaya mereka dan mereka menerima streotipe budaya dan sikap dewasa terhadap status ini. Hal ini akan menimbulkan kesadarn kelompok dan dalam beberapa hal terhadap prasangka sosial. Jadi pada usia ini, anak akan sangat paham atribut yang dikenakannya dan dapat memposisikan dirinya sendiri pada kelompoknya.
6.     Konsep diri lebih baik (Remaja, puber-18 tahun)
Masa remaja dimulai dengan pubertas, masa yang berat dalam kehidupan manusia karena banyak perubahan-perubahan yang ada pada ada di dalam dirinya. Perubahan fisik terdapat pada bagian-bagian tertentu yang mungkin membuat tidak nyaman dirinya, perubahan psikis terdapat pada perasaan anak dengan lawan jenisnya berupa ketertarikan sex. Pada awal remaja, anak secara sosial mengalami penurunan oleh sebab perubahan-perubahan  yang datang pada dirinya disertai mindset perubahan itu tidak dapat diterima secara sosialnya.
Namun, makin bertambah usia hal-hal yang membani tersebut akan diterima dengan sendirinya sebagai suatu proses perkembangan. Perkembangan tersebut membantu mereka dalam memahami dirinya sendiri atau konsep diri yang lebih dalam, contohnya mulai menyadari kelebihan dan kekurangan dirinya sendiri dan adaptasi lingkungan yang lebih baik.
7.     Kematangan sosial (Dewasa-akhir hayat)
Manusia dewasa mulai dihadapkan dengan masa depannya sendiri dan telah matang konsep diri/penilaian dirinya oleh dirinya sendiri atau orang lain. Hal ini yang dapat membantu orang dewasa dalam mengembangkan relasi lebih luas yang membantu dirinya menemukan masa depan yang cemerlang. Dan usia 40 tahun ke atas adalah puncaknya kehidupan, orang akan menikmati buah dari perjalanan sosialny sendiri atau malah merasakan sakitnya sosialnya sendiri yang mungkin karena sosial yang tidak baik dsb.
Jadi inilah rentang perjalanan sosial manusia, jika dari kecil berjalan dengan baik maka akan melahirkan lingkungan yang baik pula. Manusia yang paling baik bermanfaat adalah manusia yang bermanfaat pada lingkungan sosialnya. Itu merupakan bentuk peran manusia sebagai khalifatul ardl antara manusia dengan manusia yang lain. Manusia tidak lepas dari sosial, dan sosial akan baik jika terdiri dari orang-orang yang baik pula. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar